RISET: 93% MASYARAKAT INDONESIA KONSUMSI CAMILAN BUAT JAGA KESEHATAN MENTAL
Umumnya orang menyantap camilan sebagai pengganjal lapar
kala belum waktunya makan besar. Atau, kita juga mengonsumsi camilan sambil
mengisi waktu luang kala santai. Tapi, rupanya pola ngemil ini mengalami
perubahan selama pandemi.
Seperti saat konferensi pers virtual Mondelez Indonesia (8/3) membeberkan alasan masyarakat Indonesia ngemil selama pandemi bukan karena lapar atau iseng belaka. Terlebih ini ada kaitannya dengan kesehatan mental mereka. Melalui survei tahunan Mondelez International “The State of Snacking” menemukan sebanyak 93 persen responden masyarakat Indonesia mencari camilan untuk meningkatkan kesehatan mental.
Persentase ini lebih tinggi dibandingkan data global
yang tercatat yaitu 75 persen. Selanjutnya, 72 persen responden juga mengatakan
bahwa motivasi utama mereka dalam memilih camilan adalah sebagai hadiah untuk
diri mereka sendiri atau self-reward.
Sedangkan 61 persen responden juga setuju bahwa camilan adalah salah satu cara
untuk melepaskan beban diri setiap harinya, sehingga menjadi suatu kebahagiaan
bagi seseorang.
Psikolog & Co-founder Rumah Psikologi TigaGenerasi
Saskhya Aulia Prima M.Psi, yang hadir dalam konferensi virtual juga ikut
menjelaskan pentingnya camilan terhadap kesehatan mental
manusia.
“Kebutuhan akan ngemil banyak muncul untuk meredam
stres dan mencari kenyamanan yang dibutuhkan ketika jeda atau menyelesaikan
pekerjaan, terutama bagi milenial dan Gen Z. Hal tersebut sangatlah mungkin,
karena secara biologis perilaku makan atau ngemil dapat menyalakan reward
system di otak yang menghasilkan hormon bahagia (dopamin),” jelasnya.
Lebih lanjut, Saskhya menuturkan seseorang yang
memberikan self award kepada dirinya akan jauh merasa lebih bahagia dan
lebih semangat dalam melakukan sesuatu.
Meskipun berdalih sebagai hadiah untuk diri sendiri,
tentu porsi camilan pun perlu dibatasi agar tak berlebihan. Hal ini pun
dikatakan oleh Rizky Kurniawan, Head of Category Plan and Activation Mondelez
Indonesia yang juga mengingatkan, “para konsumen juga harus memperhatikan porsi
ngemilnya.” Dengan begitu kamu juga tetap menjaga kesehatan.
Khrisma Fitriasari Head of Corporate and Government
Affairs Mondelez Indonesia menambahkan berdasarkan survei yang telah mereka
temukan, maka itu perusahaan camilan ini turut mengajak masyarakat untuk
menerapkan kebiasaan makan
sesuai jam yang tepat; yaitu, bagaimana kamu bisa meluangkan dan memanjakan
diri dengan makan camilan agar merasa lebih senang dan terapresiasi.
Sebelumnya, Mondelez Indonesia menerapkan kampanye
#NgemilBijak tahun lalu. Inisiatif ini pula mendorong masyarakat agar bisa
meraih manfaat baik camilan bagi tubuh dan juga pikiran. Khrisma mengatakan,
“momen #JamNgemil sebaiknya diterapkan secara #NgemilBijak (mindful snacking),
yakni dengan sepenuhnya fokus akan momen ngemil tersebut, sehingga dapat
menyadari kebutuhan tubuh, dan mendapatkan manfaat baik dari camilan untuk
membahagiakan diri.”
Survei “The State of Snacking” yang telah dilakukan
selama tiga tahun berturut-turut ini memang memiliki tujuan untuk mempelajari
kebiasaan konsumen, dan menemukan berbagai pemahaman baru tentang peran camilan
baik fungsional maupun emosional, pada konsumen di Indonesia dan 11 negara
lainnya.
“Mondelez Indonesia berharap hadirnya survei The State
of Snacking, serta inisiatif #JamNgemil ini bisa menjadi inspirasi bagi
masyarakat agar bisa meraih manfaat tersebut bagi tubuh maupun pikiran,
utamanya di masa pandemi yang
tak menentu ini,” tutup Rizky.
Reporter: Ade Naura Intania
0 Comments